Setiap orang punya
satu kesempatan untuk mengetahui atau melupakan sepenuhya yang belum ia tau
Mungkin bukan di salju pertama,kedua
atau entah lah ketika kabar itu melayang di udara dan masuk kesaluran telephon
persis jam 5 sore,ketika langit berwarna orange dan beton beton jembatan
sempurna membentuk bayangan melengkung,aku beregas dari eies villet ke stasium notenngham
tua disebelah londry.
Jantung ku berdebar dan setiap hal yang
ku injak terasa tidak berada ditempatnya,aku duduk disamping wanita tua berkemeja
abu abu yang berbau lavender,ia tersenyum dan aku membalasnya,kemudian menatap
jendela bus yang mulai gelap.
Beberapa menit yang lalu ketika aku duduk
didepan perapian,meminum teh hangat ku,seseorang menelphon dan mengatakan mom
tidak baik baik saja,maka secepat yang aku bisa aku berlari ke stasiun dan pergi
kerumah nya di manhhatan beberapa kilo dari rumah ku.
Membicarakan aku dan mom,tidak banyak hal
yang bisa membuatku senang,ia bukan ibu yang benar benar anak anak sukai,ia
hanya wanita yang pergi bekerja ketika matahari belum benar benar tertbit dan
pulang ketika aku sudah tidur,mom tidak pernah mau membicarakan ayahku,ia hanya
bilang nanti aku akan tau,yang sampai hari ini semuanya tidak pernah ku tau.
Mom memiliki mata biru sepertiku,rambut
ikal seperti matahari terbenam dan wajah yang cantik,ia tegas dan pemarah tapi
tidak pernah memukul ku,Ia bukan tife wanita yang menangis tentang apapun,mom
tidak pernah meceriatakan dongeng sebelum aku tidur ketika masih kecil,hanya
beberapa kali aku melihatnya masuk kekamarku dan mengecup keningku,mengira aku
sudah tertidur.mom adalah sebuah dunia yang dekat tapi tidak bisa kusentuh,ia
sedingin salju,maka aku akan membeku berada disisinya.
Hampir lima tahun kami,aku dan mom membentuk
jarak yang tidak kami mengerti,aku mencintainya dan meski tidak pernah mom
ucapkan aku tau dia juga mencintaiku,tiga tahun yang lalu aku pindah ke
brun,bekerja dan jarang sekali datang menjenguk mom,karna itu,maka sekarang aku
mulai menyesali banyak hal.
Sejujurnya mom tidak terlalu suka
sikasihani,ia setengah mati akan membiarkan rasa sakitnya bila itu mungkin ia
lakukan,sesungguhnya aku tidak terlalu heran kenapa mom diusianya yang baru
saja 40 tahun minggu kemarin seburuk sekarang,mom pecandu alcohol dan gila
tanpa rokok,ia menghabiskan berdolar dolar hanya utuk meminum bergelas gelas
anggor lalu teler di bar,bebrapa kali aku mengirimkan uang yang diam diam ku
buat seperti bantuan pemerintah,mom tidak akan mau menerima bila ia tau itu
dariku.
Mom mengerti arti kerja keras,tapi buta
tentang bahagia yang sebenarnya,ia melangkah di sepanjang jalan dan mehabiskan
uang nya.setelah aku di burn,beberapa orang yang dekat dengan mom dan masa lalu
kami mengatakan banyak hal pada ku setaip kali bertemu,dan mom lebih parah dari
sebelum aku tinggal sendirian,mom menghabiskan gajih bulanan nya sebagai pegawai
pembersih kantor hanya dengan rook,alcohol dan beberapa bungkus gandum yang
kadang hanya cukup untuk setengah bulan bahkan kurang dari itu,hal ini yang membuat
hubungan kami buruk,mom bahkan menumpuk banyak hutan yang diam diam ku
bayar,ketika orang itu tidak lagi menagih mom akan lupa ia pernah punya hutang.
Aku tidak tau persis kapan aku di
lahirkan,tapi mom bilang ia memiliki ku ketika umurnya 16 tahun dan mom tidak
pernah mengatakan apapun tentang ayahku,tidak pernah,ia bilang aku akan tau.
Aku menghela nafasku dan menatap kaca
jendela yang sempurna menghitam.dari pantulan kaca aku melihat perempuan dengan
wol abu abu itu tersenyum padaku,aku memalingkan wajah ku untuk menatapnya dan
membalas senyumnya.
“banyak
hal yang tidak kita tau anak ku”.
Mata nya lembut dan aku merasakan
kehangatan ketika ia menggenggam tangan ku,aku tersenyum dan mengira itu
mungkin karena wajah ku yang sejak tadi memikirkan mom.
“aku ingin
bertanya,boleh?”.
Aku mengangguk lambat.
“apa
yang kau lakukan jika aku memberimu dua pilihan,mengetahui yang belum kau
ketahui atau melupakan semuanya dan hidup seperti biasanya?”.
Aku menaikan kening kanan ku,menatap wajah
tua yang sayu itu.
“aku
akan mengambil kesempatan untuk tau,tentu saja”.
Ia tersenyum lagi,lalu menghembuskan
nafasku,genggaman di tangan kanan nya untuk kedua tangan ku mengerat,lalu
semuanya terjadi begitu saja,aku merasa tubuhku seringan kapas dan semua hal
menjadi gelap,lalu ketika aku membuka mata,aku melihat dunia yang sepertinya
tidak pernah aku ketahui,ini di musim salju,sama seperti yang sebenarnya
terjadi,tapi aku berada di depan sebuah rumah besar di sekitar manhhatan,halaman
rumahnya penuh dengan rumput mati dan salju yang meleleh,aku melangkah lambat
mendekat pada rumah besar itu.
Bau
harum dari sup dan kental rebus melayang layang di udara,ketika aku sampai
persis di depan rumah suara teriakan teriakan dan pecahan entah apa terdengar
hingga keluar rumah,aku mencoba membuka pintu dan yang terjadi tubuhku menembus
kenop pintu,aku masuk kerumah itu tanpa membuka pintunya,seketika jantung ku
berdebar,tapi aku masih bisa melangkah maju.
Ketika akan naik ke atas tangga,seorang
wanita degan wol abu abu itu menyentuh pundakku,mengangguk meyakinkan ku entah
tentang apa,lalu ia menggenggam tngan ku lagi,kami naik kelantai dua,rumah ini
rumah kayu yang besar,beratap runcing dan tinggi,paku paku yang di tumbuk di papan
sedikit menyembul keluar.
Kami menembus beberapa ruangan hingga sampai
di dapur,wanita dengan wol abu abu itu
membuang mukanya kesamping bahuku,aku melihat beberapa orang saling memeluk di
bawah meja kayu tua yang rapuh,didepan mereka laki laki dewasa melangkah
mendobrak pintu,membawa pisau yang mengkilat di bawah cahaya lampu.
Aku
tercekat ketika ia menarik salah satu tangan wenita di bawah meja,yang lain
berteriak dan berusaha menolong,mereka ada empat orang,ada satu orang yang
membawa bayi kecil yang masih merah,dua wanita yang lebih dewasa dan satu orang
yang bergetar dibelakang mereka semua,yang kemudian mengambil bayi kecil itu
dari tangan wanita yang tangan nya ditarik laki laki itu.
Laki laki itu memiliki mata yang
tajam,ia memainkan pisau di leher wanita muda yang tadi ditariknya lalu sedetik
kemudian,aku mengerjap melihat darah berhamburan kelantai,wanita itu jatuh
menghantam kaki meja,matanya mengerjap beberapa kali sebelum melemah dan terpejam,aliran
darah membasahi dapur dari goresan dalam di lehernya.
Aku menelan ludaku,membeku,mencoba
menghentikan laki laki gila itu ketika mengambil satu orang lagi dan melakukan
hal yang sama pada wanita yang lebih muda,aku beteriak,darah kembali berhamburan,ia
tertawa,aku mulai frustasi karna tidak bisa melakukan apapun,wanita dengan baju
wol itu,menatap ku,tapi ia sekarang setenang air.
Aku kembali berteriak dan mendekat ingin
menghentikan,mencoba membunuh laki laki itu terlebih dahulu dengan apapun yang kulihat
di ruang temaram ini,tapi semuanya terasa semu,tangan ku tidak pernah bisa menjangkau
apapun.lalu ketika laki laki itu hampir menarik tangan anak perempuan yang
menggendong bayi,wanita yang sekarang membelakangiku keluar sebelum di tarik
oleh laki laki itu,menarik juga tangan wanita muda dengan gendongan,lalu setengah
mati membuat wanita itu bisa keluar dari ruangan ini dengan membawa bayi
itu,lalu hanya sekejap,aku bahkan belum mengedipkan mata setelah wanita muda
itu lari dan membawa bayi,laki laki gila itu melakukan hal yang sama pada wanita
itu,ia tersungkur dan menghantam lantai.aku mundur beberapa lagkah dan histeris,kepala
menggelinding mendekat ke kaki ku, bersama darah berhamburan dari nadi laki
laki itu,ketiak wajahnya di sinari lanpu kekuningan aku tau siapa wanita
itu,aku mengenalinya.
Baju wol abu abunya.
dan ketika aku menatap kesamping
tubuhku,wanita itu menghilang, tubuhku kembali terasa ringan,kegelapan dan aku
terbangun di bus yang hampir sampai di manhhatan.sejak kapan aku tertidur dan
bermimpi.
…………..
Rumah mom tidak terlalu juh dari halte,aku
hanya perlu melangkah keluar bus dan berjalan beberapa blok,salju masih terjatuh
di tanah manhhatan,aku mengeratkan tubuhku,mencoba tdak mengingat mimpi atau
apapun itu.
Ketika sampai didepan rumah mom,aku
bergantian menyentuh permukaan kenop dan bel,ragu ketika akhirnya membuka pintu
yang tidak terkunci,nafas ku tercekat menginjak lantai yang entah sudah berapa
lama tidak aku sentuh,aku melangkah lambat ke kamar mom,ruangan di rumah ini
sedikit lebih terang dari biasanya,di ranjang kayu berwarna toska,mom tertidur
dengan wajah pucat dan infus di tangan nya,seorang wanita yang biasanya
mengabariku tentang mom duduk menunggu dan tersenyum,aku melangkah pelan agar
tidak menganggu mom,meski akhirnya mom mengeliat dan membuka matanya,menatapku
dan dengan matanya yang berkaca menyuruh ku mendekat.
Wanita yang menunggui mom pergi keluar meninggalkan
kami,menyisakan aku mom dan kebekuan,mom menggenggam tangan ku dan hati ku
mengembang,aku menatap matanya yang layu dan lembut,mom tidak seperti biasanya.
“my love,maaf
tidak bisa menjadi seorang ibu yang baik untuk mu”.
Air matanya menetes,jatuh di punggung tangan
ku,aku memeluk tubuhnya yang rapuh.
“kau
lebih dari yang ku ingikan mom,maaf karna tidak bisa selalu ada disampingmu”.
Aku memegang bahunya yang menonjolkan
tulang,sudah serapuh ini kah ibuku.
Mom tersnyum,aku menghapuas air mata di
pipinya,ia menghela nafasnya lalu menggenggam tangan ku lebih erat,seperti baru
saja orang lain lakukan padaku.
“kau
selalu menanyakan tentang ayah mu,maka au harus menceritakan,memberi tahumu”.
Aku menaikan kedua alisku,mendekat pada
tubuh rapuh mom,menunggunya bicara.
Untuk beberapa saat,kami hanya saling menatap,menggeggam
tangan dan diam.hingga mom mengeluarkan sebuah foto dengan bingkai kusam hitam
putih,Ia mendekatkan foto itu padaku,ada empat wanita yang berdiri sambil
tersenyum,salah satu dari mereka menggendong seorang bayi.lalu mom mengeluarkan
satu lagi pada ku,ia seorang laki laki yang aku tidak yakin,tapi aku merasa pernah
melihat orang itu,baru saja.
Mom menunjuk satu persatu orang orang dalam
foto itu,ia bilang ia hanya punya dua keluarga dalam hidupnya,setelah ayah nya
meninggal,ibunya dan kaka perempau nya,lalu ia menunjuk dua orang yang dengan bergetar
kuakui aku kenali,wanita muda yang ditarik keluar dari bawah meja makan dan
seseorang yang meyerahkan bayi kecil itu pada wanita yang lebih muda,aku mulai
tecekat.
“tebak
yang mana aku”.
Mom tersenyum,aku membeku,air mata ku
terjatuh kelantai rumahnya,dia wanita itu,wanita yang sangat muda,16 tahun,dia
menemukanku ketika umurnya 16 tahun.
Mom menatap wajah ku lagi.
“dan
dia”.mom menunjuk wanita berwol abu abu.
“dia ibu
mu,sayang”.
Aku sempurna membeku,tangan ku yang menggenggam
tangan mom bergetar.
“ayah
dan ibu mu bercerai,ibu mu wanita yang baik dan ayah mu menginginkan mu lebih
dari pada apapun yang kau fikirkan”.
Mom menunjuk foto hitam putih seorang
laki laki yang berdiri sendiri.
Cahaya bulan merambat masuk lewat celah celah
jendela kamar.
“kau mau
aku menceritakan semuanya”.
Aku menggeleng,aku tidak ingin tau,untuk
kali ini aku tidak ingin mengambil kesempatan itu,biar saja semuanya seperti
sekarang.
Mom ku,dia tidak pernah menikah,mom memiliki ku dan setengah mati menjaga
ku tetap hidup damai sampai hari ini,memberikan ku kehangatan dengan saljunya,ia
tenggelam bersam alcohol dan rokok setap kali mengingat malam itu,mom yang muda
bekerja dengan keluargaku,bersama ibu dan kaka perempuannya, lalu malam itu
datang ,ayah menginginkan ku dan semuanya terjadi.
Mom sudah tertidur,wajahnya tenang sekali,aku
menggenggem tangan nya lebih erat,mencium pipinya yang tirus dan pucat,malam
ini,aku tau bahwa mom lebih dari pada apapun yang pernah ku fikirkan,bahwa
salju ku adalah satu satu nya salju yang hangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar