Total Tayangan Halaman

Senin, 20 Juni 2016

satu kesempatan

Setiap orang punya satu kesempatan untuk mengetahui atau melupakan sepenuhya yang belum ia tau
        

     Mungkin bukan di salju pertama,kedua atau entah lah ketika kabar itu melayang di udara dan masuk kesaluran telephon persis jam 5 sore,ketika langit berwarna orange dan beton beton jembatan sempurna membentuk bayangan melengkung,aku beregas dari eies villet ke stasium notenngham tua disebelah londry.
       Jantung ku berdebar dan setiap hal yang ku injak terasa tidak berada ditempatnya,aku duduk disamping wanita tua berkemeja abu abu yang berbau lavender,ia tersenyum dan aku membalasnya,kemudian menatap jendela bus yang mulai gelap.
      Beberapa menit yang lalu ketika aku duduk didepan perapian,meminum teh hangat ku,seseorang menelphon dan mengatakan mom tidak baik baik saja,maka secepat yang aku bisa aku berlari ke stasiun dan pergi kerumah nya di manhhatan beberapa kilo dari rumah ku.
      Membicarakan aku dan mom,tidak banyak hal yang bisa membuatku senang,ia bukan ibu yang benar benar anak anak sukai,ia hanya wanita yang pergi bekerja ketika matahari belum benar benar tertbit dan pulang ketika aku sudah tidur,mom tidak pernah mau membicarakan ayahku,ia hanya bilang nanti aku akan tau,yang sampai hari ini semuanya tidak pernah ku tau.
     Mom memiliki mata biru sepertiku,rambut ikal seperti matahari terbenam dan wajah yang cantik,ia tegas dan pemarah tapi tidak pernah memukul ku,Ia bukan tife wanita yang menangis tentang apapun,mom tidak pernah meceriatakan dongeng sebelum aku tidur ketika masih kecil,hanya beberapa kali aku melihatnya masuk kekamarku dan mengecup keningku,mengira aku sudah tertidur.mom adalah sebuah dunia yang dekat tapi tidak bisa kusentuh,ia sedingin salju,maka aku akan membeku berada disisinya.
        Hampir lima tahun kami,aku dan mom membentuk jarak yang tidak kami mengerti,aku mencintainya dan meski tidak pernah mom ucapkan aku tau dia juga mencintaiku,tiga tahun yang lalu aku pindah ke brun,bekerja dan jarang sekali datang menjenguk mom,karna itu,maka sekarang aku mulai menyesali banyak hal.
       Sejujurnya mom tidak terlalu suka sikasihani,ia setengah mati akan membiarkan rasa sakitnya bila itu mungkin ia lakukan,sesungguhnya aku tidak terlalu heran kenapa mom diusianya yang baru saja 40 tahun minggu kemarin seburuk sekarang,mom pecandu alcohol dan gila tanpa rokok,ia menghabiskan berdolar dolar hanya utuk meminum bergelas gelas anggor lalu teler di bar,bebrapa kali aku mengirimkan uang yang diam diam ku buat seperti bantuan pemerintah,mom tidak akan mau menerima bila ia tau itu dariku.
       Mom mengerti arti kerja keras,tapi buta tentang bahagia yang sebenarnya,ia melangkah di sepanjang jalan dan mehabiskan uang nya.setelah aku di burn,beberapa orang yang dekat dengan mom dan masa lalu kami mengatakan banyak hal pada ku setaip kali bertemu,dan mom lebih parah dari sebelum aku tinggal sendirian,mom menghabiskan gajih bulanan nya sebagai pegawai pembersih kantor hanya dengan rook,alcohol dan beberapa bungkus gandum yang kadang hanya cukup untuk setengah bulan bahkan kurang dari itu,hal ini yang membuat hubungan kami buruk,mom bahkan menumpuk banyak hutan yang diam diam ku bayar,ketika orang itu tidak lagi menagih mom akan lupa ia pernah punya hutang.
       Aku tidak tau persis kapan aku di lahirkan,tapi mom bilang ia memiliki ku ketika umurnya 16 tahun dan mom tidak pernah mengatakan apapun tentang ayahku,tidak pernah,ia bilang aku akan tau.
        Aku menghela nafasku dan menatap kaca jendela yang sempurna menghitam.dari pantulan kaca aku melihat perempuan dengan wol abu abu itu tersenyum padaku,aku memalingkan wajah ku untuk menatapnya dan membalas senyumnya.
“banyak hal yang tidak kita tau anak ku”.
      Mata nya lembut dan aku merasakan kehangatan ketika ia menggenggam tangan ku,aku tersenyum dan mengira itu mungkin karena wajah ku yang sejak tadi memikirkan mom.
“aku ingin bertanya,boleh?”.
     Aku mengangguk lambat.
“apa yang kau lakukan jika aku memberimu dua pilihan,mengetahui yang belum kau ketahui atau melupakan semuanya dan hidup seperti biasanya?”.
   Aku menaikan kening kanan ku,menatap wajah tua yang sayu itu.
“aku akan mengambil kesempatan untuk tau,tentu saja”.
       Ia tersenyum lagi,lalu menghembuskan nafasku,genggaman di tangan kanan nya untuk kedua tangan ku mengerat,lalu semuanya terjadi begitu saja,aku merasa tubuhku seringan kapas dan semua hal menjadi gelap,lalu ketika aku membuka mata,aku melihat dunia yang sepertinya tidak pernah aku ketahui,ini di musim salju,sama seperti yang sebenarnya terjadi,tapi aku berada di depan sebuah rumah besar di sekitar manhhatan,halaman rumahnya penuh dengan rumput mati dan salju yang meleleh,aku melangkah lambat mendekat pada rumah besar itu.
      Bau harum dari sup dan kental rebus melayang layang di udara,ketika aku sampai persis di depan rumah suara teriakan teriakan dan pecahan entah apa terdengar hingga keluar rumah,aku mencoba membuka pintu dan yang terjadi tubuhku menembus kenop pintu,aku masuk kerumah itu tanpa membuka pintunya,seketika jantung ku berdebar,tapi aku masih bisa melangkah maju.
     Ketika akan naik ke atas tangga,seorang wanita degan wol abu abu itu menyentuh pundakku,mengangguk meyakinkan ku entah tentang apa,lalu ia menggenggam tngan ku lagi,kami naik kelantai dua,rumah ini rumah kayu yang besar,beratap runcing dan tinggi,paku paku yang di tumbuk di papan sedikit menyembul keluar.
      Kami menembus beberapa ruangan hingga sampai di dapur,wanita  dengan wol abu abu itu membuang mukanya kesamping bahuku,aku melihat beberapa orang saling memeluk di bawah meja kayu tua yang rapuh,didepan mereka laki laki dewasa melangkah mendobrak pintu,membawa pisau yang mengkilat di bawah cahaya lampu.
     Aku tercekat ketika ia menarik salah satu tangan wenita di bawah meja,yang lain berteriak dan berusaha menolong,mereka ada empat orang,ada satu orang yang membawa bayi kecil yang masih merah,dua wanita yang lebih dewasa dan satu orang yang bergetar dibelakang mereka semua,yang kemudian mengambil bayi kecil itu dari tangan wanita yang tangan nya ditarik laki laki itu.
        Laki laki itu memiliki mata yang tajam,ia memainkan pisau di leher wanita muda yang tadi ditariknya lalu sedetik kemudian,aku mengerjap melihat darah berhamburan kelantai,wanita itu jatuh menghantam kaki meja,matanya mengerjap beberapa kali sebelum melemah dan terpejam,aliran darah membasahi dapur dari goresan dalam di lehernya.
   Aku menelan ludaku,membeku,mencoba menghentikan laki laki gila itu ketika mengambil satu orang lagi dan melakukan hal yang sama pada wanita yang lebih muda,aku beteriak,darah kembali berhamburan,ia tertawa,aku mulai frustasi karna tidak bisa melakukan apapun,wanita dengan baju wol itu,menatap ku,tapi ia sekarang setenang air.
       Aku kembali berteriak dan mendekat ingin menghentikan,mencoba membunuh laki laki itu terlebih dahulu dengan apapun yang kulihat di ruang temaram ini,tapi semuanya terasa semu,tangan ku tidak pernah bisa menjangkau apapun.lalu ketika laki laki itu hampir menarik tangan anak perempuan yang menggendong bayi,wanita yang sekarang membelakangiku keluar sebelum di tarik oleh laki laki itu,menarik juga tangan wanita muda dengan gendongan,lalu setengah mati membuat wanita itu bisa keluar dari ruangan ini dengan membawa bayi itu,lalu hanya sekejap,aku bahkan belum mengedipkan mata setelah wanita muda itu lari dan membawa bayi,laki laki gila itu melakukan hal yang sama pada wanita itu,ia tersungkur dan menghantam lantai.aku mundur beberapa lagkah dan histeris,kepala menggelinding mendekat ke kaki ku, bersama darah berhamburan dari nadi laki laki itu,ketiak wajahnya di sinari lanpu kekuningan aku tau siapa wanita itu,aku mengenalinya.
     Baju wol abu abunya.
      dan ketika aku menatap kesamping tubuhku,wanita itu menghilang, tubuhku kembali terasa ringan,kegelapan dan aku terbangun di bus yang hampir sampai di manhhatan.sejak kapan aku tertidur dan bermimpi.
…………..
    Rumah mom tidak terlalu juh dari halte,aku hanya perlu melangkah keluar bus dan berjalan beberapa blok,salju masih terjatuh di tanah manhhatan,aku mengeratkan tubuhku,mencoba tdak mengingat mimpi atau apapun itu.
    Ketika sampai didepan rumah mom,aku bergantian menyentuh permukaan kenop dan bel,ragu ketika akhirnya membuka pintu yang tidak terkunci,nafas ku tercekat menginjak lantai yang entah sudah berapa lama tidak aku sentuh,aku melangkah lambat ke kamar mom,ruangan di rumah ini sedikit lebih terang dari biasanya,di ranjang kayu berwarna toska,mom tertidur dengan wajah pucat dan infus di tangan nya,seorang wanita yang biasanya mengabariku tentang mom duduk menunggu dan tersenyum,aku melangkah pelan agar tidak menganggu mom,meski akhirnya mom mengeliat dan membuka matanya,menatapku dan dengan matanya yang berkaca menyuruh ku mendekat.
       Wanita yang menunggui mom pergi keluar meninggalkan kami,menyisakan aku mom dan kebekuan,mom menggenggam tangan ku dan hati ku mengembang,aku menatap matanya yang layu dan lembut,mom tidak seperti biasanya.
“my love,maaf tidak bisa menjadi seorang ibu yang baik untuk mu”.
   Air matanya menetes,jatuh di punggung tangan ku,aku memeluk tubuhnya yang rapuh.
“kau lebih dari yang ku ingikan mom,maaf karna tidak bisa selalu ada disampingmu”.
     Aku memegang bahunya yang menonjolkan tulang,sudah serapuh ini kah ibuku.
    Mom tersnyum,aku menghapuas air mata di pipinya,ia menghela nafasnya lalu menggenggam tangan ku lebih erat,seperti baru saja orang lain lakukan padaku.
“kau selalu menanyakan tentang ayah mu,maka au harus menceritakan,memberi tahumu”.
    Aku menaikan kedua alisku,mendekat pada tubuh rapuh mom,menunggunya bicara.
    Untuk beberapa saat,kami hanya saling menatap,menggeggam tangan dan diam.hingga mom mengeluarkan sebuah foto dengan bingkai kusam hitam putih,Ia mendekatkan foto itu padaku,ada empat wanita yang berdiri sambil tersenyum,salah satu dari mereka menggendong seorang bayi.lalu mom mengeluarkan satu lagi pada ku,ia seorang laki laki yang aku tidak yakin,tapi aku merasa pernah melihat orang itu,baru saja.
    Mom menunjuk satu persatu orang orang dalam foto itu,ia bilang ia hanya punya dua keluarga dalam hidupnya,setelah ayah nya meninggal,ibunya dan kaka perempau nya,lalu ia menunjuk dua orang yang dengan bergetar kuakui aku kenali,wanita muda yang ditarik keluar dari bawah meja makan dan seseorang yang meyerahkan bayi kecil itu pada wanita yang lebih muda,aku mulai tecekat.
“tebak yang mana aku”.
   Mom tersenyum,aku membeku,air mata ku terjatuh kelantai rumahnya,dia wanita itu,wanita yang sangat muda,16 tahun,dia menemukanku ketika umurnya 16 tahun.
    Mom menatap wajah ku lagi.
“dan dia”.mom menunjuk wanita berwol abu abu.
“dia ibu mu,sayang”.
    Aku sempurna membeku,tangan ku yang menggenggam tangan mom bergetar.
“ayah dan ibu mu bercerai,ibu mu wanita yang baik dan ayah mu menginginkan mu lebih dari pada apapun yang kau fikirkan”.
      Mom menunjuk foto hitam putih seorang laki laki yang berdiri sendiri.
      Cahaya bulan merambat masuk lewat celah celah jendela kamar.
“kau mau aku menceritakan semuanya”.
   Aku menggeleng,aku tidak ingin tau,untuk kali ini aku tidak ingin mengambil kesempatan itu,biar saja semuanya seperti sekarang.
       Mom ku,dia tidak pernah menikah,mom memiliki ku dan setengah mati menjaga ku tetap hidup damai sampai hari ini,memberikan ku kehangatan dengan saljunya,ia tenggelam bersam alcohol dan rokok setap kali mengingat malam itu,mom yang muda bekerja dengan keluargaku,bersama ibu dan kaka perempuannya, lalu malam itu datang ,ayah menginginkan ku dan semuanya terjadi.
     Mom sudah tertidur,wajahnya tenang sekali,aku menggenggem tangan nya lebih erat,mencium pipinya yang tirus dan pucat,malam ini,aku tau bahwa mom lebih dari pada apapun yang pernah ku fikirkan,bahwa salju ku adalah satu satu nya salju yang hangat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar