Semua hal
menghilang bersama waktu,tapi ada beberapa yang menembus dimensi dan bertahan…
Alic masih menatap kaca berembun di
samping tubuhnya,dengan mata kosong dan sembab.ia berpaling,mencari tau
bagaimana cara memiliki waktu lebih lama dengan peeta yang mati bersama
tabrakan besar di tengah kota londen kemarin sore,di senja mereka yang entah
keberapa.empat tahun setelah mereka bersama dan hari dimana peeta berlari untuk
menyebrang menemui alic,bermaksud memasangkan cincin pertunangan mereka.
Alic
terisak,mengusap air mata yag jatuh di pipinya,apapun itu,apapun yang lic
lihat,peeta selalu disana,peeta selalu ada di dandelion di halaman rumah mereka,peeta
ada di pantulang kaca,bahkan lic selalu melihat bayangan peeta duduk disamping
bayangan nya.
Setelah berjam jam melihat jalanan kota dari
lantai dua,melihat musim panas yang dingin untuk lic,ia beranjak,melangkah
menjauh menatap sarapan dan makan siangnya yang bahkan tidak dapat ia sentuh,tidak
sabar menunggu malam datang,untuk mengembalikan peetanya.
Lic duduk menghadap jendela di
kamarnya,matanya masih kosong ketika menatap bunga calona di dalam gelas bening
di atas meja,mengingat peeta dan matahari terbit,lic selalu suka matahari
terbit jadi peeta membawakan bunga calona yang kuning untuk lic setiap kali
mereka bertemu.
Setelah pemakaman tadi pagi,lis tidak
ingin siapapun datang menemaninya,ia ingin sendirian,seperti tidak ada yang
terjadi,hanya beberapa menit lagi sampai matahari terbenam membuat bayangan bayangan
bangunan besar menaungi gang gang dan jalan jalan londen.
“senang
melihat matahari terbenam kali ini peeta”.
lic membersihkan air mata di pipinya,masih
duduk di ujung ranjang,mengamati matahari yang mulai turun dan
menghilang,gelap,lif untuk yang pertama kalinya setelah peeta pergi,tersenyum
tipis pada bayangan nya yang menghilang,gelap.
hampir jam setengah 12 malam ketika
akhirnya lif mencari lilin di laci mejanya,menyalakannya,menerangi seluruh
ruangan,lampu lampu kecil diatas langit langit rumah bergemercik kecil.
Lic
melangkah lambat,hampir terhuyung huyung masuk kedalam kamar mandi,membuka nya cepat,membuat
bunyi benda jatuh,matanya masih sama,kosong dan hampir tak terjangkau.ia meletakan
lilin merah di tengah tengah kaca kamar mandi,memadamkannya dengan sekali tiupan,membuat
kamar mandi sesak karna gelap.
Lima kali lic menghidup matikan lampu
kamar mandi memanggil manggi Lady in
White lalu berputar putar sambil terisak dan terengah,megikuti jarum jam yang
berdetak nyaring di luar kamar mandi. berputar hingga terjatuh di lantai kamar
mandi,berkali kali memanggil peeta nya,berulang kali mengucapkan bahwa dia
mencinta peeta,berulang kali ingin peeta kembali,dengan sosok apapun.tapi
semuanya jelas,tidak ada yang bisa berubah.malam itu di lantai kamar mandi yang
dingin lic memeluk lututnya,menyembunyikan wajahnya yang sembab.membiarkan tubuhnyayang
bergetar bersandar pada dinding kamar mandi,lalu terhabyut,berbaring melingkar
seperti bayi dalam rahim,diam ketika kelelahan,tau bahwa peeta tidak akan
pernah bisa kembali.
…………………
“kau selalu melewatkan matahari terbit alic”.
Suara itu yang membangunkan lic,matanya
yang memerah perlahan terbuka,mengamati jendela besar yang membuat horden
melayang layang terkena angin.lic mengangkat kepalanya yang berat,mencari
seseorang yang berbisik ditelinganya,tapi kosong,tidak ada siapapun,hanya
jendela terbuka dan matahari yang sudah tinggi.
lic mengamati seprai putih di bawah
tubuhnya,mengamati dua bantal yang berdampingan,mengingat dengan jelas dimana
ia tertidur dan dimana ia terbangun.
Untuk
hari ini,lis menagis lagi,melihat bantal berelif kepala seseorang,ia meraba
bantal itu,meraba seprainya dan seketika tau bau harum disana.lic tau tadi
malam peeta kembali,menemaninya sepanjang malam.
Untuk hari ini,sekali ini saja,lic kembali
terisak.
The end
* permainan Lady in White dipercaya bisa
memanggil arwah orang yang di rindukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar