Total Tayangan Halaman

Senin, 03 November 2014

Miracles love ff korea



miracles love 
 
Aku pergi,karna aku tidak ingin kita saling menyakiti

2010…
     suara indah dari tuas tuas piano beradu dengan detakan jemariku,tangan ku mempilin sisa kain satin yang melilit tubuhku,jantung ku berdetak bersama jemari yang ku pertemukan dengan meja bundar yang melingkar,sesekali ku tegakan kepalaku,menatap seseorang yang duduk tegak menghadap ayah,sesuatu berdesir di dadaku.
    Aku melihatnya menarik nafas saat akhirnya ia mulai mengangguk,sesuatu yang sangat kutunggu,tapi perlahan ia menarik bangkunya,menatap ku sebentar dengan tatapan yang tak bisa ku mengerti.
“aku tak punya pilihan,jadi ku mohon jangan bertanya dan membuat ku berbohong”.
    Ia berdiri tegak,menatap kami yang melingkari meja dengan hambar,matanya yang tajam menatap tepat di mataku,tersenyum semu dan berbalik,melangkah cepat keluar dari ruangan ini,aku menunduk,dan mulai mengerti sesuatu yang kutakutkan benar benar terjadi,sebisa ku mengangkat kepalaku dan tersenyum,menepikan perasaan ku yang luka,aku memejamkan mataku,menatap orang orang yang mengelilingin meja ini.
“aku baik baik saja”.
    Sebisaku menahan desakan di mataku,tersenyum pada ayah dan ibuku,juga orang tua calon suamiku,aku berbalik dan perlahan melangkah kekamarku,mengunci hati ku untuk terus merasa sakit,cinta akan datang karna terbiasa.
…………….
     Cahaya matahari senja menerobos sisi altar saat kami menghadap pastor,matahari keemasan dengan tanah bekas hujan,kain kain satin seputih salju melayang layang di terpa angin,kaki ku layu saat ia mulai membuka kain tipis di depan wajahku,ku genggam erat baju pengantin putih yang terseret di lantai,seikat bungan terjatuh saat bibir nya mengecup bibirku,cepat sekali,tapi itu seperti mimpi.
      Aku menatap balkon dengan hamparan hutan crimson yang menua,dari balik horden biru laut yang tertiup angin aku mendengar seseorang mendekat,ia menghela nafas sebelum melepas tuksido nya,berbaring di seprai merah marun yang lembut,ia bahkan tak menatap mataku,satu lagi sisi dalam diriku terasa tercabik.
     Pagi itu saat hujan mulai turun lagi,ku letakan secangkir kopi hangat di meja samping ranjang kami,ia menatap ku dengan matanya yang sayu,menarik selimut dan menatap uap aup kopi itu,mata nya tajam membuat ku tertunduk,perlahan aku melangkah mundur,menutup pintu kamar kami,kamar ku dan kamarnya,entah sudah yang keberapa kali,tapi sesuatu teriris didadaku,aku melorot di sisi pintu,terisak disana.
        Malam itu aku menunggu nya pulang,hampir jam setengah satu,ku rebahkan tubuh ku yang lelah di sofa ruang tamu,mata ku menerawang menatap langit langit ruangan,mengembalikan ku pada masa lalu kami,aku bukan siapa siapa untuk nya dan seperti nya begitulah selamanya,ia mencinta seseorang,seseorang…yang tak punya sedikitpun perbedaan fisik dengan ku,mereka bersama setelah kerja sama bisnis orang tua kami,selalu seperti itu,sampai suatu hari,aku mendengar orang itu pergi,meninggalkan nya,seminggu sebelum mereka menikah,kemana ?,hanya tuhan dan kaka kembar ku yang tau kemana dia pergi.
       dia tak punya pilihan untuk tetap mempertahan kan hubungan itu,kasar nya,dia terpaksa menikahiku,semua nya untuk kehormatan marga nya,tuhan tau,betapa aku tidak ingin terjebak dalam sekenerio besar ini,menyakiti diri ku sendiri,tapi hanya tuhan juga yang tau betapa aku sangat mencintainya,sebesar apapun dia menyakitiku.
    Cahaya bulan yang redup masuk lewat sela sela jendela,perlahan mata ku yang sembab penuh air mata terpejam,ke suatu dunia,satu satunya dunia dimana aku bisa merasa tenang.
   Pagi itu setelah semalaman aku menunggunya,aku bangun saat bau bunga musim semi melayang layang di udara,tubuh ku terasa kaku ku gerakan,aku melangkah lambat ke kamar,suara bersin bercampur dengan umpatan,disana aku melihatnya menutup tubuhnya dengan selimut,nyaman dengan seprai lembut kamar kami.aku melangkah mendekat dengan ragu,duduk disisi ranjang,menatap wajah angkuhnya yang tenggelam karna selimut.
“kau alergi bunga”.
   Tak ada jawaban,karna aku memang tidak membutuhkan itu,aku melangkah lambat ke dapur,kembali dengan teh hangat dan beberapa butir obat,ku letakan di samping meja didekat tubuhnya,ia berbalik,memunggungiku,rasa sakit itu kembali,tapi hanya sebentar perlahan aku menjauh,menjauh dari kamar ini,menjauh dari seseorang yang ingin ku benci ketika aku sangat mencintainya.
       Aku duduk di sofa,menatap layar datar yang mengulang adegan adegan romantisme,tapi hanya sebentar mata ku buyar,kosong,di belakang tubuh ku aku mendengar suara berdesakan dari hidung,ia melangkah lambat,duduk disampingku.
“bagaimana keadaan mu”.
    Aku memaninkan remot tv tanpa menatapnya.
“sedikit lebih baik”.
   Ini lah kata kata pertama yang dia ucapkan dengan lembut setelah berbulan bulan kami tinggal bersama.rasa rasa itu kembali,memuncak setiap kami aku merasa tak bisa membencinya.aku diam tak lagi ingin memulai pembicaraan.ku tarik nafas ku panjang,aku hanyaa ingin mengatakan aku lelah,benar benar lelah,kadang aku takut rasa cinta sebesar yang kumiliki perlahn lahan terkikis hingga menghilang tak bersisa.aku berdiri,dan aku tau ekor matanya mengikutiku,tanpa bicara aku melangkah masuk kedalam kamar,tanpa menatapnya lagi,tanpa bertanya ini itu tentang hidupnya,berlaku sekaan aku istri yang dia akui,aku lelah,aku takut rasa cinta itu menghilang.
     Rerumputan kecil lagi,jejeran crimson lagi,bungan daffodit lagi,itu lah yang kulihat berbulan bulan saat di tidak dirumah,entah kemana,bekerja,atau mungkin mencari sesuatu di luar sana.tubuh ku yang lelah ku rebahkan di seprai yang biasa ia pakai sendiri saat aku menunggunya berjam jam,ia bahkan tak merasa aku ada di luar kamar menunggu nya di sofa ruang tamu,dia adalah dunia nya dan aku adalah duniaku,sekeras apapun  aku masuk kedunia itu,aku akan tetap tidak mengerti.
       suara engsel berunyi lembut,ia menunduk saat aku menatapnya,nafas ku memburu mengetahui bahwa semuanya belum selesai,ia mendekat,dan aku merasa nafas ku tercekat,butir butir air mata mengalir di sela sela pipiku,aku mulai terisak,ini pertama kami setelah berbulan bulan tinggal denganya,aku menangis di depannya,ini yang pertama kalinya.
   Tak ada suara,ia diam dan aku juga begitu,kasur tertekan sebentar saat ia berbarik di sampingku,bau harum parfum nya menyeruak,membuat isakan ku bertambah nyaring,hari ini,aku ingin melepaskan semuanya,aku lelah dan tidak pernah selelah ini.
“kim lee ae…kau baik baik saja”.
    Suara itu yang ku tunggu lama sekali,sampai aku lupa pernah menunggunya,ku buka lembaran lembaran menyedikan setelah dia datang kehidupku,mencinta kaka kembarku dan bahkan tak pernah melihatku,menikahiku dan bahkan tak pernah memegang jemariku setelah menyentuhku.dan saat rasa sakit itu menyeruak dia bertanya.”kau baik baik saja”.
    Aku diam,harum dari crimson dan dafodit bercampur masuk lewat balkon yang terbuka lebar,selama yang aku bisa aku menahannya.tapi mungkin ada saat dimana semuanya menjadi berbeda.
 “aku merindukan kim ae lee”.
    Bahu ku bergetar,mulut ku kututup dengan telapak tangan ku,perlahan aku berbalik menatap wajah orang itu,lama sekali,aku merasa mata kubahkan tidak berkedip,ku sentuh pipinya yang lembut,tangan ku bergetar mengetahui bahwa bukan aku orang yang dia cintai,harus nya aku tidak mencoba.ku dekatkan bibir ku ketelinganya.
“lee dong hae…maaf sudah menyakitimu”.
     Bahu ku bergetar lagi,perlahan aku beranjak,entah untuk yang sudah keberapa kalinya,aku melangkah pergi,menutup pintu kamar,melorot di sisi pintu dan terisak,tapi kali ini,aku merasa dunia meninggalkan ku,kaki ku layu seakan tidak berdiri di gravitasi yang benar.kami sama sama sedang menyakiti,setidanya aku menyakiti dua oang sekaligus,menyakiti diri ku sendiri dan menyakiti orang yang sangat ku cintai,ya… sampai hari ini.
………….
      di airport incheon,aku duduk sendirian menunggu pesawat ku terbang,aku melirik jam besar yang  terpajang,beberapa menit lagi sampai aku benar benar pergi dari tempat ini,ku eratkan jaket ku,menunduk agar air mataku tak terlihat,embun embun bekas hujan melapisi kaca bandara,betapa semuanya terasa sangat berat untukku dan aku tau dari awal aku memang harus menghentikan ini semua.
     Sepatu plet merah muda ku ku gesek gseka ke lantai marmer bandara,aku tau bahu ku terguncang saat aku terisak lagi,aku tak membawa apapun kecuali dompet dan jaket yang ku pakai,dan aku ragu akan kemana ku harus pergi setelah ini,terkadang aku bertanya pada tuhan,apakan yang kukira sesuatu yang terbaik untukku adalah sesuatu yang dia tentang.mengetahui keadaan ku sekarang aku merasa hati ku berbohong saat memilih jalan ini,aku terisak lagi.
   “lee ae… kim lee ae,kau kah itu”.
   Suara lembut itu seperti de javu untukku,perlahan ku usap mataku,kuangkat wajahku,dan seseorang yang sangat kukenali menatapku nanar,tubuhku seakan mati.
“ada apa dengan mu?...apa yang kau lakukan disini”.
   Ia masih menatapku,matanya mulai berair saat meraih pundakku,memeluk tubuhku,dan aku tau sesuatu seperti baru saja tuhan berikan.
“kau belum menjawabku,kenapa kau disini dan apa yang kau lakukan disini …. kim lee ae”.
    Aku menatap matanya,dan aku tau aku sangat merindukannya,melihatnya membuatku merasa seseorang sudah membuat dunia ku kembali,ku tegakan kepalaku,ku usap sisa sisa tangisan ku tadi.
“aku akan pergi …  ae lee”.
“apa yang kau bicarakan,ini tidak semudah yang kau fikirkan”.
      Aku menatap wajah itu lagi,bunyi suara lembut menggema di bandara,5 menit lagi sampai pesawat itu berangkat,sekali lagi ku peluk tubuhnya,kemana pun dia ssaat itu,mengapa dia pergi,apa yang terjadi pada hidupnya selama ini,semuanya adalah sesuatu yang akan ku ketahui nanti,tapi mungkin bukan saat ini,ku genggam tangan nya yang lembut,sekali lagi aku menatap matanya,tersenyum untuk meyakinkannya bahwa aku baik baik saja,dan ku bisikan sesuatu yang terasa seberat batu di telinganya.
“kembalilah untuk dong hae,kumohon”.
………………...
    Diantara jejeran anggur yang terlantar dan jalan setapak yang berkelok aku dapat merasakan kehangatan,berpuluh puluh kilometer dari rumahku di sepuluh derajat yang dingin.dengan gerbang desa berukir ayam jantan,bangunan bangunan dengan desain individu dari 1840an. di pekarangannya aku dapat melihat dengan jelas pohon pohon willow,bangku bangku batu dan jejeran dafodit dipiggir pagar peternakan,dan disalah satu rumah itulah aku akan tinggal.
     Seorang perempan muda yang vamiliar  wajahnya mendekat padaku,menatap mataku dan memelukku,dialah satu satunya orang yang mendengarkan ku berbulan bulan ini,yang setia membalas email emailku,wajah eropa nya pertama kali ku lihat di seminar satu tahun yang lalu,matanya yang lembut seperti mengenggam hati ku,di didepannya aku tersenyum dan jauh dalam jiwa ku senyum itu juga mulai kurasakan.
    Anna meninggalkan ku beberapa menit yang lalu dibelakang rumahnya,ia bilang aku butuh waktu sendirian,dan itulah yang terjadi.dari ilalang yang melayang layang dan membelai belai tubuhku aku dapat merasakan sesuatu berbeda,air sungai beriak di depanku,jernih sejernih kaca,perlahan aku membelai perutku,seseorang berada disana dan menuntutku untuk mencintainya,sekali lagi aku terisak,berbulan bulan merasakan dadaku sesak dan hari ini aku merasa haru,seperti gejolak gejolak lembut yang membiarkan tangisan ku memudar karna senyum,angin menerpa ku lagi menerbangkan helaian helaian rambutku,aku akan tetap mencintainya,setidanya mencintai sesuatu yang ia tanamkan di rahimku.
    …………………
2014
        Anna menikah satu bulan yang lalu dan tinggal di rumah suaminya,sekarang hanya tinggal aku,kaka anna dan  lee yeo jin,bibi annanya memanggil nya aiden.aku dapat melihatnya tertidur di ranjang kayu oak  dengan seprai yang lembut.ku sentuh pipinya yang hangat dan aku merasa seperti terlempar kemasa lalu,melihat mata kecoklatannya dan kulit putih susunya,aku dapat merasakan hati nya yang dalam merindukan kota besar berpuluh puluh kilometer dari rumah ini,menyadari  hal itu membuat ku kembali mejadi lee ae muda yang rapuh.
    Cahaya matahari sore masuk lewat sela sela jendela dan pintu yang ku buka ,aku duduk di kursi kayu,aku tau mata ku menerawang. Masa lalu ku adalah sesautu yang tak pernah berakhir,jika banyak orang mengatakan bahwa ketakutan adalah  sesuatu yang terjadi karna masa depan maka yang terjadi padaku adalah masa lalu yang membuat ku takut,melihat sesuatu yang terjadi di masa lalu adalah melihat lubang di hatiku,dan lubang itu tidak pernah tertutup,tidak pernah menghilang.
       Aku hampir beranjak ketika cahaya keemasa itu tertutup bayangan gelap,bayangan itu berdiri tegak di tembok ruman ini,aku tercekat,perlahan berbalik,menatap seseorang yang berdiri di antara pintu dan rerumputan pekarangan.
        Nafasku seakan beradu,udara melayang layang di dadaku,aku merasakan dorongan kuat untuk menuntup pintu tapi sesuatu seperti membuat kaki ku melangkah mendekat kedepan pintu dan berhadapan dengan nya,aku dapat meliahat sorot mata itu jauh lebih teduh dari sebelumnya,dingin membekukan mata kami,aku mempersilahkannya duduk,ia masih menatap ku ketika aku mulai bicara.
“lama tidak bertemu,bagaimana keadaan mu?”.
      Ia diam,matanya masih menatap mataku,saat ku bilang akan membuat secangkir teh ia mulai bicara,ia bilang Ia mencariku kemana mana,menunggu ku pulang dan segalanya yang tak pernah ku fikirkan akan kami bicarakan saat kami bertemu.otakku berputar dan hati ku beradu,tapi sayang sesuatu seperti tak bersisa yang ku rasakan adalah aku merindukan seseorang tapi bukan dia.
“bagaimana kabar ae lee”.
   Aku menatap matanya,ia menunduk seakan sesuatu membuat nya ingin berhenti bicara.
“dia sudah menikah”.
   Aku diam,dan semakin tidak mengerti.
“bukan dengan ku,hari itu dia pulang untuk menyampaikan tanggal pernikahan nya,seseorang yang menjawab pertanyaan ku kenapa dia pergi begitu saja”
   Aku tertegun,masih menatap wajah itu.
“dia bertemu seorang wanita dan orang itulah yang mengantar nya kealtar”.
   Dada ku sesak,dan aku tau aku menggeleng tak percaya,bukan ini yang ingin ku dengar sekarang,aku ingin mereka hidup bahagia dan hanya menengokku sebentar saja.
“apa kau tidak merindukan seoul”.
    Aku tersenyum,mengamati wajahnya,angin dari luar menerpa wajahku.
“tentu,aku sangat merindukan seoul dan orang tua ku”.
      Saat aku mengangkat wajahku dan menatap matanya ,aku menemukan sesuatu yang tak dapat kujelaskan.hanya sebentar mata itu kemudian menatap ranjang kayu oak beberapa meter dari ruang tamu,tempat seorang laki laki kecil hampir empat tahun berbaring nyaman.
“aku hanya ingin kita kembali”.
     Aku tercekat dan membeku,tapi dadaku tidak berdetak kencang,tak ada yang berbeda saat aku betemu orang ini kecuali aku merasa merindukannya sebagai seorang teman.
“dia …. Anakku?”.
     Aku mengagguk lambat,ia beranjak dari kursi,aku tau kaki layunya terasa berat melangkah untuk mendekat,dan saat hanya beberapa langkah lagi,tangisan lembut yang biasa ku dengar pecah,bunyi langkah kaki pelan yang semakin lama semakin kencang terdengar bersamaan,dan saat donghae akan mengangkat tubuh itu seseorang terlebih dulu mengangkatnya,merangkul tubuh kecil itu,bernyanyi pelan dengan bahasa inggris yang lembut,membelai belai rambut anakku,lalu mengamati wajah ku dan wajah donghae bergantian,senyum hangat nya ku balas tipis,perlahan ia letakan lagi lee yao jing ke ranjangnya,dengan cepat ia angkat tangan nya untuk menyalami donghae.
“aku peters suami  lee ae,laki laki muda ini anak ku,tumbuh dengan cepat,lee ae pasti sangat senang teman nya datang kerumah ini”.
    Dong hae membeku,menatap ku minta penjelasan,tapi kurasa ia tak lagi membutuhkan itu,andai kata kata yang dia ucapkan hari ini ia ucapkan bertahun tahun yang lalu, maka takan berat untukku  tetap tinggal.tapi semua sudah berbeda,benar benar berbeda,tidak ada lagi yang tertinggal kecuali aku takut menemui orang tua ku untuk mengatakan ini semua,mata donghae berkaca ketika langkah nya perlahan mundur,menutup cahaya matahari keemasan di pintu.
“lee donghae,maaf sudah menyakitimu”.
End
20-10-14

1 komentar:

  1. Merkur 37C - Merkur 38C - Deccasino
    Merkur 38C. Merkur 37C Double Edge Safety Razor Merkur 38C. The 1xbet Merkur 34C is a classic deccasino safety razor with 바카라 a slimmer handle. It has a knurled handle, short handle and $56.90 · ‎In stock

    BalasHapus